Linguistik kontrastif merupakan suatu ilmu yang meneliti kaitan antara dua bahasa atau lebih perihal perbedaan dan persamaannya. Mooeliono (1988:32) berpendapat bahwa linguistik kontrastif yakni membandingkan dua bahasa (atau lebih) dari segala komponennya secara sinkronis sehingga ditemukan perbedaan, persamaan atau kemiripan, dan perbedaan yang ada pada bahasa yang diperbandingkan.
Sementara itu Kridalaksana (2008:145) mengungkapkan bahwa linguistik adalah metode sinkronis yang digunakan dalam menganalisis bahasa dengan tujuan untuk memperlihatkan perbedaan dan persamaan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan secara praktis, seperti pengajaran berbahasa dan penerjemahan.
Analisis kontrastif adalah cara untuk mendeskripsikan kesulitan atau kemudahan pembelajar bahasa dalam belajar bahasa kedua dan bahasa asing, bukan saja membandingkan unsur-unsur kebahasaan dan sistem kebahasaan dalam bahasa pertama (B1) dengan bahasa kedua (B2), tetapi sekaligus untuk membandingkan dan mendeskripsikan latar belakang budaya dari kedua bahasa tersebut sehingga hasilnya dapat digunakan dalam pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing.
Hal yang melatarbelakangi lahirnya kajian ini bermula pada abad ke-18 pada saat itu kaum intelektual bebandingkan berbagai bahasa secara sistematis dan terperinci, namun tujuannya pada saat sangat sederhana yakni hanya ingin mengungkap bukti suatu kelompok atau rumpun melalui pendekatan bahasa nenek moyang (Bahasa Proto).
Analisis kontrastif (CA) adalah studi sistematis dari dua buah bahasa atau lebih untuk mengidentifikasi perbedaan struktural mereka dan kesamaan, biasanya untuk tujuan penerjemahan dan pengajaran.
Pemicu lahirnya analisis kontrastif
- Tujuan pedagogis atau tujuan praktik pengajaran bahasa
- Kesalahan dalam berbahasa kedua yang dialami pemelajar
- Kesultan dalam belajar bahasa kedua
- Tuntutan perbaikan pemelajaran bahasa kedua
Prosedur untuk membandingkan bahasa
Seleksi
Seleksi dilakukan untuk memilih bagian tertentu, struktur, ataupun kaidah linguistik yang sekiranya berpotensi menjadi penyebab kesulitannya para pemelajar
Deskripsi
Setelah itu seorang ahli bahasa maupun guru harus bisa menjelaskan secara eksplisit bahasa yang dimaksud. Sebagai contoh deskripsi paralel yakni menjelaskan dua buah bahasa melalui model atau kerangka linguistik yang sama.
Perbandingan
Ketika proses seleksi, lalu deskripsi subsistem sudah selesai dilakukan maka tugas selanjutnya adalah menganalisis membandingkan dan membedakan dengan menyandingkan fitur dari kedua bahasa tersebut untuk menemukan persamaan hingga perbedaan antara keduanya.
Prediksi
Langkah selanjutnya ketika sudah mengetahui perbedaan dari kedua bahasa yang diperbandingkan, kita perlu prediksi apakah perbedaan tersebut memiliki potensi menjadi penyebab sulitnya pemelajar dalam mempelajari suatu bahasa.
Verifikasi
Pada tahap ini, analis perlu mencari tahu apakah prediksi yang dibuat tentang kesalahan dan kesulitan benar terjadi atau tidak. Dengan kata lain, kita perlu tanyakan kepada pembelajar bahasa kedua.