Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif dan juga bagian dari karya seni, karya sastra sendiri dapat diklasifikasi ke dalam dua bentuk yakni fiksi; seperti halnya prosa puisi dan drama, juga nonfiksi; yang terdiri dari biografi, autobiografi, esai dan kritik sastra.
Pada artikel kali ini admin akan menyajikan sebuah materi mengenai salah satu jenis karya sastra yang bentuknya diatur berdasarkan kaidah-kaidah tertentu, dan memiliki karakteristiknya sendiri di setiap tempat, yakni Puisi Rakyat atau juga biasa dikenal dengan sebutan Puisi Lama.
Pengertian Puisi Rakyat
Puisi Rakyat sendiri merupakan karya sastra yang telah diwariskan secara turun menurun. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Danandjaya (2007), menurutnya Puisi Rakyat merupakan kesusastraan rakyat yang sudah ditentukan bentuknya, biasanya terdiri dari beberapa deret kalimat, atau berbentuk mantra (dibacakan lisan), panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara atau hanya berdasarkan irama.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi rakyat jika dilisankan erat kaitannya dengan intonasi suara. Sebelum kita menggali lebih jauh mengenai apa saja jenis-jenis dari Puisi Rakyat, alangkah lebih baik kita mengenal terlebih dahulu karakteristiknya.
Sementara itu berdasarkan buku bahasa indonesia yang diterbitkan oleh Kemendikbud, menyebutkan bahwa Puisi Rakyat ialah warisan bangsa, berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.
Ciri-Ciri atau Karakteristik Umum Puisi Rakyat/Puisi Lama
- Nama pengarang tidak diketahui (bersifat anonim)
- Sebagian ahli menyebutkan bahwa Puisi Rakyat termasuk ke dalam sastra lisan, karena penyampaiannya dari mulut ke mulut.
- Terikat dengan aturan jumlah abris per bait dan jumlah kata per baris.
- Memiliki Rima; pengulangan bunyi yang berselang baik dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan.
Jenis jenis Puisi Rakyat (Puisi Lama)
1. Pantun
Merupakan jenis puisi rakyat yang sering kita dengar, bahkan pantun juga kerap kali digunakan pada saat hendak melaksanakan pernikahan adat betawi atau yang dikenal dengan sebutan palang pintu. Contoh Pantun
Memetiknya menggunakan jala
Manfaatkan waktu belajar terus
Agar kelak hidup bahagia
2. Gurindam
Merupakan jenis puisi rakyat yang berasal dari India. Contoh Gurindam
Tumbuhlah iman menuju selamat
Tebarlah senyum dan salam bila berjumpa
Tentu Assalamualaikum sebagai doa
3. Syair
Merupakan jenis puisi rakyat yang berasal dari Arab. Contoh Syair
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu itu tak akan habis dieja
Untuk bekal sepanjang usia
Ayo ke sekolah tak perlu malas
Belajar yang rajin di masing-masing kelas
Jaga sikap jangan jadi orang culas
Jangan biarkan hati berubah keras
Ke sekolah luruskan niatmu
Tekadkan hati mencari ilmu
Tak ada rugi belajar tiap waktu
Supaya baik masa depanmu
4. Mantra
Pada mulanya tidak dikenal sebagai salah satu karya sastra, melainkan sekadar bagian dari adat dan kepercayaan, namun pada akhirnya Mantra dianggap bagian dari puisi rakyat yang bisa kita pelajari, dan salah satu karakteristiknya ialah, memiliki sifat magis. Contoh Mantra
Terletak diujung bumi
Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi
Lihat Contoh Mantra Lainnya
5. Talibun
Tak banyak orang mengenalnya, merupakan jenis puisi rakyat yang memiliki karakteristik yang mirip dengan pantun, karena juga memiliki sampiran dan isi, hanya saja sampiran dan isinya berjumlah lebih dari 4 baris. Contoh Talibun
Membidik mangsa di daratan jawa
Makanan hilang di tengah rawa
Wahai kalian para muda-mudi
Jangan lengah dan terperdaya
Dengan rayuan sesat dunia
Lihat Contoh Talibun Lainnya
Perbedaan Struktur Pantun, Gurindam, dan Syair
Pantun: (1) Tiap bait terdiri dari 4 larik; (2) Setiap larik (baris) terdiri dari 8 hingga 12 suku kata (3) Larik pertama dan kedua merupakan sampiran, dan dua larik setelahnya merupakan isi; (4) Makna dua larik pertama (sampiran) dengan dua larik terakhir tidak saling berkaitan; (5) Berdasarkan jenis kalimatnya, dua larik pertama dapat berdiri sendiri, sementara dua larik terakhir adalah saran.
Gurindam: (1) Tiap bait terdiri atas 2 larik (baris); (2) Memiliki dua larik yang saling berhubungan; (3) Menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat; (4) Memiliki bunyi awal dan akhir sama (rima); (5) Biasanya gurindam berisi nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.
Syair: (1) Setiap bait terdapat 4 baris dengan rima a-a-a-a; (2) Tiap larik terdiri atas 8-14 suku kata; (3) Keempat larik tersebut saling berkaitan satu sama lain; (4) Diksi (Pilihan Kata) yang digunakan biasanya berupa kiasan.
Demikian artikel kali ini semoga bisa bermanfaat dan dapat menambah wawasan sobat tweeters sekalian, bila ada hal yang kurang jelas, mari kita diskusikan bersama melalui kolom komentar, atau bisa menghubungi admin melalui halaman kontak yang tersedia.