Manajemen yang berasal dari bahasa Inggris: management dengan kata kerja "to manage", diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and controlling a business” (Oxford, 2005).
Sedangan kata Manajemen sebagaimana dalam KBBI edisi V, diartikan sebagai penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Menurut Driyarkara (2003), Pendidikan adalah hidup bersama dalam satuan tri tunggal ayah ibu anak, dimana terjadi pelaksanaan nilai dengan mana dia berproses untuk akhirnya bisa melaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan.
Sedangkan menurut Prayitno (2008) Pendidikan merupakan pelayanan pemuliaan kemanusiaan manusia melalui pengembangan pancadaya (kegiatan belajar dan proses pembelajaran) yang berorientasi hakikat manusia dalam bingkai dimensi kemanusiaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Ruang Lingkup
Wilayah Kerja: Provinsi, kabupaten, kecamatan, serta unit-unit kerja.
Objek: Murid, sekolah (baik tenaga kependidikan maupun tenaga manajemen, kurikulum, sarana atau material, tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah, pembiayaan atau manajemen anggaran, lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan, hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.
Fungsi dan Urutan Kegiatan: Merencanakan, Mengorganisasikan, Mengarahkan, Mengkoordinasikan, Mengkomunikasikan dan Mengawasi atau mengevaluasi.
Pelaksanaan: Kegiatannya adalah mengurus kurikulum, sarana, personil, siswa, biaya dan lain-lain kegiatan yang bersifat memperlancar pekerjaan guru dan murid yang terlibat langsung dalam kegiatan mendidik.
Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
- Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja
- Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
- Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya
- Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
- Relativitas nilai-nilai
Komponen Manajemen Pendidikan
- Manajemen Kesiswaan
- Manajemen Kurikulum
- Manajemen Tenaga Kependidikan
- Manajemen Sarana dan Prasarana
- Manajemen Keuangan atau Dana
- Manajemen Lingkungan (Hubungan sekolah dengan masyarakat)
- Manajemen Layanan Khusus
Fungsi Manajemen Pendidikan
Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan.
Perencanaan amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan menerapkan tugas dan hubungan wewenang.
Malayu S.P. Hasbuan (1995) mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
Dalam pembahasan fungsi pengarahan, aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Sehingga definisi fungsi pengarahan selalu dimulai dimulai dan dinilai cukup hanya dengan mendifinisikan kepemimpinan itu sendiri.
Menurut Kadarman (1996) kepemimpinan dapat diartikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok. Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Sebagaimana yang dikutif Muhammad Ismail Yusanto (2003), Mockler (1994) mendifinisikan pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi; untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
- Mengetahui permasalahan dalam rangka percepatan penuntasan Wajar 9 tahun
- Menyusun rencana dan merumuskan tujuan
- Mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dalam perencanaan
- Sebagai acuan dalam penetapan anggaran pendidikan
- Sebagai alat pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan khususnya dalam percepatan Wajar 9 tahun