Tweetilmu.web.id - Halo sobat tweet pada artikel ini kita akan disuguhkan sebuah cerita pengalaman mengikuti program Kampus Mengajar.
Pengalaman ini diceritakan oleh Gia, salah satu mahasiswa perguruan tinggi negeri di Banten.
Perlu diketahui bahwa pengalaman ini didapatkan pada tahun 2022 dan Gia mendapatkan kesempatan untuk mengajar SD Negeri 2 Walantaka yang terletak di Kota Serang, Provinsi Banten.
Pengalaman Mengikuti Program Kampus Mengajar
Kriteria Khusus Program Kampus Mengajar
Pada mulanya tentu kalian akan bertanya mengenai, ada gak sih kriteria khusus untuk dapat mengikuti program ini?
Nah perlu sobat tweeters ketahui bahwa program Kampus Mengajar ini tidak memiliki kriteria khusus yang diperlukan pada saat mendaftar.
Lalu pasti kalian kembali bertanya apakah program ini hanya dikhususkan untuk mahasiswa dengan program studi pendidikan?
Meskipun program kampus mengajar akan sangat relevan jika diikuti oleh mahasiswa pendidikan keguruan. Namun tidak menutup kemungkinan mahasiswa program studi lain pun dapat diterima.
Semua mahasiswa dari jurusan apapun, dari fakultas manapun memiliki peluang yang sama, tinggal bagaimana melengkapi persyaratan dan mengikuti prosedur yang telah diinformasikan sebelumnya.
- Mahasiswa aktif dari Program Studi S1 & vokasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan (PTS) di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi
- Minimum berada di semester 4 (empat) pada tahun akademik 2021/2022
- Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum 3 dari skala 4
- Berasal dari Perguruan Tinggi yang terakreditasi
- Berasal dari Program Studi dengan akreditasi minimum B (Baik Sekali)
- Diutamakan memiliki prestasi, pengalaman mengajar & berorganisasi (sebagai tambahan poin penilaian)
- Memperoleh surat rekomendasi dari program studi yang diketahui pimpinan Perguruan Tinggi (Fakultas/ Sekolah Tinggi/Institut/Universitas) untuk mengikuti kegiatan Kampus Mengajar.
- Belum pernah diterima di Kampus Mengajar Perintis, Kampus Mengajar Angkatan 1 & 2
- Membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah maupun pembelajaran jarak jauh, khususnya dalam pembelajaran literasi dan numerasi
- Membantu adaptasi teknologi dalam proses pembelajaran (daring maupun luring)
- Mendukung kepala sekolah dalam bidang administrasi dan manajerial sekolah
- Sosialisasi produk pembelajaran Kemendikbudristek (kurikulum darurat, modul pembelajaran, AKSI, Portal Rumah Belajar, dll.)
- Sosialisasi dan improvisasi materi promosi Profil Pelajar Pancasila
- Duta edukasi perubahan perilaku di masa pandemi
- Menginternalisasi empati dan kepekaan sosial terhadap permasalahan kehidupan kemasyarakatan yang ada di sekitarnya
- Menginternalisasi sikap saling menghargai dalam penyelesaian permasalahan
- Menginternalisasi etika komunikasi, kolaborasi, dan interaksi sosial
- Memecahkan permasalahan kompleks di bidang pendidikan
- Menganalisis permasalahan pembelajaran di sekolahdengan pendekatan cara berpikir kritis
- Mengembangkan jiwa kepempimpinan, softskills, dan karakter dalam berinovasi dan berkolaborasi dengan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
- Memiliki keterampilan berpikir dalam berkolaborasi lintas bidang ilmu
- Mengembangkan video pembelajaran dan modul digital berbasis multimedia
- Memproduksi sarana penunjang kegiatan pembelajaran dan pendidikan
- Melatih civitas akademik di sekolah melalui pengembangan literasi kemanusiaan, numerasi, digital, dan teknologi
- Menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur
- Mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di berbagai bidang keahlian, berdasarkan hasil analisis informasi dan data
- Memelihara dan mengembangkan jaringan kerja, dengan pembimbing, kolega, dan sejawat
Karena memang program kampus mengajar adalah upaya pemerintah dalam mendukung prinsip Merdeka Belajar, jadi siapapun, dan dari program studi apapun berhak untuk belajar apa saja.
Mekanisme Pembagian Kelompok Kampus Mengajar
Setelah melewati tahapan alur registrasi, dan telah dinyatakan lolos sebagai peserta Kampus Mengajar, para peserta akan dikelompokkan.
Namun ada sedikit perbedaan dari angkatan-angkatan sebelumnya yang masing-masing kelompok terdiri atas 7 orang.
Peserta yang lolos angkatan ke-3 kampus mengajar ini akan dibagi ke dalam kelompok yang terdiri atas 5 orang.
Namun memang menurut penuturan Gia, bahwa tidak menutup kemungkinan jumlah itu akan berkurang, karena tidak sedikit mahasiswa yang lolos, namun mengundurkan diri karena masalah penempatan yang jauh dari domisili tempat dia tinggal.
Lantas bukankah pada saat pendaftaran kita diberikan kesempatan untuk memilih domisili?
Perihal lokasi penempatan (sekolah penempatan) pada program kampus mengajar angkatan ke-3 ini pada mulanya sudah diberitahukan mengenai kebijakan,
Bahwa peserta yang lolos tahap administrasi akan disebar di seluruh lokasi sekolah yang ada di Indonesia. Namun peserta diberikan opsi untuk memilih setidaknya 2 domisili.
Jadi bisa tuh, para peserta yang lolos memilih domisili pertama, disesuaikan dengan lokasi yang terdekat dengan rumah,
Sedangkan domisili kedua bisa memilih lokasi di luar pulau
Atau bahkan kalian juga bisa memilih domisili yang sama (pada pilihan 1 &2) seperti yang Gia lakukan.
Nantinya dari kedua domisili yang dipilih, akan ditentukan oleh pusat terkait dengan penempatannya,
Namun pada praktiknya memang cukup disayangkan, masih juga terdapat sejumlah kasus dimana meskipun sudah memilih dua opsi domisili, ternyata keputusan lokasi penempatan justru dialihkan diluar domisili tersebut dan terlempar jauh ke luar daerah bahkan luar pulau.
Memang pada mulanya sudah diberitahu bahwa penempatan akan dilakukan di seluruh lokasi sekolah di Indonesia
Namun adanya pemilihan domisili seharusnya bisa memperkecil lingkup sekolah penempatan yang akan diterima oleh peserta
Dan hal itulah yang kemudian membuat sejumlah peserta akhirnya mengundurkan diri dari program Kampus Mengajar ini. Cukup disayangkan.
Pengalaman Selama Mengajar
Dalam tampilan mobile, scroll image di atas untuk melihat deretan kegiatan
Selama 4 bulan mengajar di sekolah penempatan, banyak pengalaman yang gak akan mungkin didapatkan bila hanya duduk di ruang kelas kampus.
Jadi kami benar-benar merasakan mengajar langsung di sekolah, berinteraksi dengan para peserta didik, warga sekolah, juga ekosistem sekolah itu seperti apa
Sehingga sedikit banyaknya mendapatkan gambaran utuh terkait pelaksanaan pendidikan.
Hal ini merupakan pengalaman berharga, seru, dan tentunya bermakna.
Jadi buat kalian yang hendak mendaftar jangan lupa update terus perkembangan informasi program Kampus Mengajar ini.
Gimana rasanya mendapati murid yang beraneka ragam sifat dan sikap?
Rasanya kaget untuk satu bulan pertama, ketika masuk kelas itu deg-degannya ada karena belum terbiasa dengan atmosfer suasana kelas, juga belum terbiasa dengan sikap dan sifat anak murid
Akan tetapi seiring berjalannya waktu Gia mencoba beradaptasi, bagaimana cara menghadapi murid di kelas rendah dan tinggi
Sampai akhirnya menemukan caranya sendiri dalam menangani hal hal yang tidak terduga di kelas.
Baca Juga: Suka-Duka Kuliah Di Untirta, Maba Wajib Tau
Baca Juga: Pengalaman Kuliah Dengan Beasiswa Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Kewajiban Lain yang Harus Dilakukan Mahasiswa Kampus Mengajar
Pertama tentunya menjalankan program kerja yang telah disusun oleh tim pusat, karena sebelumnya peserta sudah dibekali dan diarahkan
Selain menjalankan program, peserta program kampus mengajar juga membuat laporan harian (logbook) dan juga laporan mingguan
Berbagai Probelamatika yang Muncul
Tentunya ada ya masalah-masalah yang muncul, mulai dari diri sendiri, teman kelompok, guru pamong, dpl, warga sekolah (dewan guru, siswa) maupun masyarakat disekitar
Pasti ada aja problematika yang muncul ketika kita mengikuti program ini
Entah itu dari guru pamongnya yang kurang membimbing, atau DPL nya kurang membimbing, Guru tidak menerima, membimbing serta mengarahkan dengan baik
Ataupun juga peserta didik yang kurang menerima kami atau juga bisa dari lingkungan sekitarnya apalagi yang mesti indekos di dekat sekolah penempatan.
Lalu juga bisa dari teman teman kelompok yang kurang bisa diajak kerja sama.
Jadi potensi problematikanya banyak dari segala aspek, oleh karenanya memang diperlukan adaptasi yang tepat dan cepat.
Karena bisa jadi problematika itu dianggap masalah karena diri kita belum memahami, belum terbiasa dan tau cara menghadapi situasi tersebut.
Terkait Pencairan Uang Saku
Wah ini bagian yang pasti ditunggu-tunggu kan oleh sobat tweeters, untuk kalian yang lolos program kampus mengajar, jangan khawatir, usaha kalian akan diapresiasi kok oleh pemerintah, melalui pemberian uang saku.
Nah untuk besarannya, berdasarkan yang tertulis di web resmi kampus mengajar, sebesar Rp1.200.000.
Lalu apakah proses pencairannya tepat waktu? Atau justru telat?
Gia sendiri menturkan bahwa hal ini tidak bisa dibilang telat ataupun tepat, karena menurutnya tepat ataupun tidaknya semuanya relatif.
Namun pemerintah dalam hal ini Kemendikbud-Ristek juga terus membenahi problem yang satu ini
Karena melihat dari pengalaman sebelumnya yakni peserta kampus mengajar angkatan 1 dan 2, mereka merasakan keterlambatan proses pencairan uang saku, bahkan mencapai 1 tahun.
Namun seiring berjalannya waktu, permasalahan tersebut pun mulai dibenahi.
Terbukti uang saku tahap pertama cair setelah 2 minggu penerjunan ke lapangan, lalu tahap kedua cair beberapa minggu di bulan sepanjutnya.
Tapi sebenarnya, tepat waktu atau tidaknya bergantung kepada pesertanya, karena pada angkatan ke-3 terdapat kebijakan yang mengharuskan peserta untuk mengunggah laporan tepat waktu.
Misal untuk pencairan tahap satu itu laporan awal dan surat SPTJM harus tepat waktu diunggah, sementara tahap ke-2 itu syaratnya laporan minggu 1 - 9 harus full.
Jadi pembayaran uang saku tidak telat telat banget, karena Gia bersama teman kelompoknya mengunggah laporan 1-9 full diwaktu yang telah ditentukan oleh panitia kampus mengajar,
Sehingga pencairan masuk di batch pertama, karena jikalau sampai telat,maka berpotensi untuk masuk ke pencairan batch 2,3,4.
Jadi masing masing peserta akan merasakan perbedaan, karena bergantung pribadi dan kelompok masing masing, jika tepat waktu pencairan lebih cepat, tapi kalau tidak, ya rasakan sendiri.
Perbedaan Cara Memandang Profesi "Guru" Sebelum Dan Sesudah Mengikuti Program Tersebut?
Pastinya ada, namun Gia tidak merasa hal yang signifikan karena menurutnya, sebelum dan sesudah mengikuti program, ia masih sama-sama memandang profesi guru, sebagai profesi yang tidak mudah dan setiap profesi itu sulit
Hanya saja ia mengatakan salut kepada guru SD, karena terkadang satu kelas kami isi 5 orang, dan ternyata kami masih mengalami kesulitan dalam menghandle khususnya kelas bawah (1,2,3).
Jadi kebayang bagaimana capeknya guru menghandle kelas sendiri. Pusing sendiri, capek, menghadapi anak anak yang sukar diatur.
Dikasih penjelasan pun masih belum paham,
Akan tetapi membayangkan guru kelas 1 menghadapi hal seperti itu setiap hari, tidak ada kata yang tepat selain kata ‘wow' salut banget
Apakah program Kampus Mengajar ini Recommended banget untuk mahasiswa? (khususnya mahasiswa program studi pendidikan keguruan)
Program Kampus Mengajar ini bagus banget buat mahasiswa untuk menyalurkan passion, terlebih jika jurusan pendidikan
Walaupun kedepannya kita gatau karena tidak semua orang ingin menjadi pendidik, tapi ini bagus untuk mendapatkan pengalaman bisa terjun langsung merasakan atmosfer sekolah,
Baik itu kegiatannya, lingkungannya, sifat dan sikap warga sekolahnya yang tentunya bisa kita ambil nilai berikut pelajarannya.
Terlebih untuk anak pendidikan, bisa punya pengalaman yang relevan dan bisa terpakai untuk PPL nanti.
Bagaimana kita harus bersikap di sekolah, harus mempersiapkan bahan ajar, hingga cara menangani peserta didik.
Masukan untuk calon peserta Kampus Mengajar Angkatan Selanjutnya
Kalo kalian memiliki niat, minat dan ingin mengikuti program Kampus Mengajar, daftar aja, jangan ragu dan jangan takut, apalagi jika kalian dari prodi pendidikan
Karena setelah mengikuti program ini kalian akan mendapatkan pangalaman pelajaran berharga yang mungkin gak akan kita dapetin di bangku kuliah.
Jangan takut coba, You’ll never know if you never try.
Karena Gia mengaku sempat merasa ragu, sempat takut, apakah bisa mengikuti program ini dengan baik, dan bagaimana caranya mengajar.
Ternyata setelah dijalani Gia menjadi tau, “oh gini caranya mengajar, dan cara bersikap di lingkungan sekolah.”
Kalau telah dinyatakan diterima program Kampus Mengajar, ambil aja.
Gia juga menitipkan pesan bahwa menjadi peserta Kampus Mengajar, berarti kita harus bisa membawa dan menempatkan diri,
Bagaimana ketika mesti berinteraksi dengan guru, warga sekolah, harus berinteraksi dengan warga sekitar sekolah, dan yang paling penting adalah....
Selama program, jangan lupa untuk mengunggah laporan harian dan mingguan tepat waktu, supaya uang saku nya cair tepat waktu dan tidak lama menunggu
Keterlambatan mengisi logbook berpotensi mengakibatkan keterlambatan pencairan.
Jangan dinanti nanti dan jangan ditunda tunda
Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi mengenai pembukaan program kampus mengajar tahap selanjutnya bisa melihat di web resmi Kampus Merdeka
Nah itulah Pengalaman Gia selama mengikuti program kampus mengajar angkatan ke-3 tahun 2022. Semoga kalian bisa mengambil bagian dari program ini dan mendapatkan pengalaman berharga.
Jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan, mari diskusikan bersama, melalui kolom komentar, atau juga bisa mengubungi penulis via email dengan mengakses halaman kontak.