Pada kesempatan kali ini, saya mau membagikan beberapa teori sastra yang biasa digunakan untuk menganalisis karya sastra dan hal-hal yang berada disekitarnya. Mulai dari pembahasan mengenai hermeneutika yang dikemukakan oleh Riceoer, Dilthey serta Habermas.
Hermeneutika Ricoeur sebagai Alat Penafsir Karya Sastra
Terdapat sosok besar yang berjasa dalam menjembatani berbagai tokoh jerman dan tradisi fisafat Prancis dengan hasil yang otentik.
Sehingga hermeneutik Prancis tidak bisa begitu saja dianggap sebagai turunan tradisi Jerman. Tokoh itu bernama Paul Ricoeur (1913-2005).
Ia dikenal sebagai pemikir Prancis yang paling sedikit kontroversial dan paling tidak prestensius dibanding pemikir Prancis lainnya yang memiliki kecenderungan provokatif dan radikal.
Alih-alih melawan pemikir lain, ia mencoba membangun hubungan kesamaan dengan yang lain dan hal itu adalah bukti kepiawaiannya dalam hermeneutik.
Hakikat Hermeneutika Ricoeur
Ricoeur (2006: 58-59), berteori bahwa tempat pertama yang didiami oleh hermeneutika adalah bahasa dan lebih khusus lagi bahasa tulis. Teori hermeneutika Ricoeur kemudian mencoba mengintegrasikan eksplanasi dan pemahaman dengan suatu dialektika konstruktif yang terdapat di dalam khazanah teks.
Definisi Hermeneutika Ricoeur
Hermeneutika Ricoeur adalah suatu jenis pembacaan yang merespon otonomi teks dengan menggambarkan secara bersama elemen-elemen pemahaman dan penjelasan serta menggabungkannya dalam satu proses interpretasi yang kompleks.
Fungsi Hermeneutika Ricoeur
Fungsi hermeneutika Ricoeur di satu sisi mencari dinamika internal yang mengatur struktural kerja di dalam sebuah teks, namun disisi lain juga mencari daya yang dimiliki kerja teks itu untuk dapat memproyeksikan diri ke luar dan memungkinkan halnya teks itu muncul ke permukaan.
Cara Kerja Hermeneutika Ricoeur
Langkah pertama yaitu langkah pemahaman dari simbol ke simbol.
Langkah kedua ialah pemberian makna oleh simbol serta penggalian yang cermat atas makna.
Langkah ketiga adalah langkah yang benar-benar filosofis, yaitu berpikir dengan menggunakan simbol sebagai titik tolaknya.
Tujuan hermeneutika dalam hal ini yaitu memahami diri sendiri melalui pemahaman orang lain. Maksudnya, adalah mengatasi jarak waktu yang memisahkan antara kita dengan teks.
Berbeda dengan Gadamer yang menolak peran refleksi Cartesian dalam memahami teks, Ricoeur justru melihat refleksi Cartesian sebagai sesuatu yang penting bagi hermeneutik.
Memahami teks bukan hanya memahami makna yang terkandung di dalam teks, melainkan juga melalui teks tersebut mampu merefleksikan makna hidup kita.
Karena teks mengacu kepada kehidupan, kepada dunia di luar teks itu. Makna teks menimbulkan perenungan filosofis.
Penegasan Istilah Teks dan Metafora dalam Hermeneutika Ricoeur
Teks adalah sebuah wacana tertulis dan karena itu adalah sebuah karya. Pemahaman atas metafora dapat berfungsi sebagai panduan untuk memahami teks-teks panjang seperti karya sastra.
Penegasan Istilah Simbol dalam Hermeneutika Ricoeur
Simbol adalah ungkapan yang mengandung makna ganda.
Penegasan Istilah Bahasa Sastra dalam Hermeneutika Ricoeur
Tiga ciri utama bahasa sastra:
- Bersifat simbolik, puitik, dan konseptual
- Kesadaran menghasilkan objek estetik yang terikat pada dirinya
- Menerbitkan pengalaman fiksional.
Narativitas dan Historisitas dalam Hermeneutika Ricoeur
Konsep rujukan silang menjadi kunci bagi hubungan yang fundamental antara narativitas dan historisitas.
Narativitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cerita atau deskripsi
Historisitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah; kesejarahan
Hermeneutika Kritis Ricoeur untuk Penjelasan Sejarah
Hermeneutika mensyaratkan satu hal kritis sebab kita memiliki budaya dan tradisi pada kondisi tertentu yang membatasi jarak kita pada masa lalu, jarak yang diekspresikan di atas semuanya berada dalam distansiasi yang dialami teks.
Distansiasi (distanciation=jarak) ialah sebuah konsep dengan dimensi spasial dan emosional, dimana bagi individu dalam masyarajat modern semakin sedikit hubungan antara jarak atau kedekatan psikologis dan jarak atau kedekatan fisik dalam hubungan sosial yang teratur
Spasial: berkenaan dengan tempat
Hermeneutika Kritis Ricoeur untuk Menyingkap Mitos Mitos
Menurutnya hermeneutik bukan sekadar merepresentasikan mitos-mitos, melainkan membiarkan mitos-mios itu berbicara kepada kita untuk masa kini.
Dalam konteks kekinian mitos-mitos saling berkompetisi dan hermeneutik ikut mengevaluasi mereka lewat preseuposisi iman yang dimiliki oleh penafsir.
Hermeneutik dan Praktik Kecurigaan
Hermeneutik kecurigaan yang dikembangkan Ricoeur tidak memusatkan perhatian pada psikopatologi, melainkan pada pengalaman religisu sebagaimana terungkap lewat mitos-mitos dan simbolisme religius untuk menemukan pengakuan akan yang kudus juga dalam kondisi modernitas.
Catatan Penting
Ketika Gademer berupaya untuk mengatasi filsafat kesadaran, Ricoeur lkembali menekankan peranan refeleksi Cartesian.
Memahami teks tidak hanya berarti memahami maknanya. Teks itu juga menyapa pembacanya untuk berefleksi tentang makna hidup.
Hermeneutik simbol berupaya agar pembaca dapat masuk ke dalam kenaifan kedua dengan cara mementaskan kembali isi kesadaran religius dalam teks lewat interpretasi.
Karena mementaskan isi kesadaran religius dilakukan melalui fenomenologi, hermeneutik simbol Ricoeur disebut juga hermeneutik fenomenologis.
Di dalam hermenutik Ricoeur, memahami dan menjelaskan berhubungan secara dialektis, maka tugas interpretasi tidak hanya menuntut partisipasi ke dalam makna teks, melainkan juga proses distansiasi.
Hemeneutik melibatkan praktik kecurigaan, seperti misalnya kritik ideologi, maka dapat disebut juga hermeneutik kecurigaan.
Demikian pembahasan singkat mengenai Hermeneutika Ricoeur sebagai Alat Penafsir Karya Sastra, mudah mudahan dapat dimengerti dan mampu menjawab kebingungan pembaca.
Bila ada hal-hal yang kurang jelas, atau ada hal yang ingin ditanyakan, mari diskusikan bersama melalui kolom komentar.
Download juga ebook yang membahas tentang Hermeneutika Ricoeur
Rangkuman teori Hermeneutika Ricoeur disusun olah Dr. M. Rafiek, M.Pd.